NEWS  

Budayakan Rasa Malu Sebagai Cermin Pola Hidup Sehat

SIDOARJO NET88.CO -Belakangan ini sebagian kecil masyarakat mengenal istilah Psikopati. Yang dimana psikopati menjadi salah satu sikap perbuatan dari apa yang disebut sebagai ‘tiga serangkai gelap’ (bersama narsisme dan Machiavellianisme). Psikopati ditandai oleh pesona yang dangkal, impulsivitas, kepercayaan diri yang ekstrem (dan kecemasan yang rendah) serta sifat tidak berperasaan. Kedua ciri terakhir tersebut khususnya tidak diragukan lagi dapat menyebabkan kurangnya rasa malu.

Seseorang tidak memiliki rasa malu karena, Dia sangat merasa nyaman dengan dirinya. Dia suka atau senang menjadi pusat perhatian orang lain. Dia sudah tidak peduli dengan apa yang orang lain katakan karena merasa dirinya benar.

Akibatnya orang yang kesalahannya bertambah, rasa malunya berkurang, dan orang yang kurang memiliki rasa malu, ketaatannya menjadi rendah, dan orang yang rendah ketaatannya, jiwanya mati. Barang siapa yang jiwanya mati, ia akan masuk neraka.” Maka jelas bahwa berkurangnya rasa malu akan berakhir dengan neraka.

Di dalam Islam, rasa malu atau hayaa adalah bagian dari iman dan akhlak mulia yang harus dimiliki umat Islam. Rasa malu yang kuat dapat membantu seseorang menghindari perilaku yang tidak pantas dan bermoral.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al Hakim, ia berkata:

, اَلْـحَيَاءُ وَ اْلإِيْمَانُ قُرِنَا جَمِـيْعًا ، فَإِذَا رُفِعَ أَحَدُهُمَا رُفِعَ اْلاَ خَرُ

Artinya: “Iman dan malu merupakan pasangan dalam segala situasi dan kondisi. Apabila rasa malu sudah tidak ada, maka iman pun sirna.” (HR. Al Hakim).

Salah satu ciri utama fitrah manusia adalah adanya rasa malu. Bila rasa malu hilang, manusia cenderung berbuat seperti binatang bahkan bisa lebih parah lagi. Allah berfirman: (QS. Al-A’raf (7) : 179)

Dari Uraian di atas semoga menjadi pembelajaran khususnya untuk penulis agar senantiasa peduli terhadap peningkatan Iman yang salah satunya adalah dengan memupuk nilai nilai kemanusiaan yang ada pada diri manusia untuk terus berinteraksi dan saling menjaga perasaan,supaya tercipta Harmoninya Hubungan secara Baik. Wallahu ’Alam Bishshawaab. (Nit@kbar).

vvvv