Magetan || Net88.co || Pesta Demokrasi memiliki kesan sendiri di mata masyarakat, bahkan tak sedikit warga yang antusias mengikuti jalannya tiap tahapan pemilu dari awal hingga puncak kontestasi pada 14 Februari 2024 mendatang.
Tak kurang dari 100 orang dari berbagai lapisan masyarakat di Magetan antusias mengikuti Nonton Bareng Debat Cawapres menuju Pilpres 2024. Jum’at, (22/12/2023), sekitar pukul 19.00 wib, bertempat di Rumah Pemenangan Prabowo – Gibran Jalan Kalimantan, No. 10, Magetan.
Hadir dalam acara tersebut, Tim Koalisi Daerah Indonesia Maju Kabupaten Magetan, Ketua Partai atau yang mewakili, serta masyarakat umum.
“Debat Cawapres Mas Gibran semalam sungguh mengejutkan, kita tahu bahwa sebelumnya banyak yang menilai Mas Gibran tidak akan bisa menyampaikan gagasannya secara tertata, tapi yang kita lihat semalam jam terbang dalam politiknya jauh lebih tinggi,” kata Ketua Koalisi Indonesia Maju (KIM) sekaligus Ketua DPC Gerindra Magetan H. Puthut Pujiono. Sabtu, (23/12/2023).
Pada konteks tertentu, menurutnya penyampaian Gibran lebih sistematis dan mudah dipahami oleh masyarakat, serta dianggap lebih mengutamakan penyampaian gagasan dan program ketimbang bertanya dan merespons.
“Meskipun dari Gen Z tapi jangan lupa mas Gibran pernah menjadi Walikota Solo, tentu pengalamannya dalam pengembangan dan penataan daerah sudah tidak diragukan lagi,” imbuhnya.
Pada sesi tanya jawab antar Cawapres, Gibran menjadi perhatian karena melontarkan diksi asing pada pertanyaan ke lawan Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD.
Gibran melontarkan pertanyaan kepada Mahfud mengenai regulasi seperti apa yang hendak dibuat terkait Carbon Capture and Stograge (CCS). CCS merupakan salah satu teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara mengurangi emisi CO2 ke atmosfer.
Mahfud yang tampak kurang memahami konteks CCS, sebenarnya bisa memberikan jawaban dengan tegas. Ia menekankan bahwa semua pembentukan regulasi bermula dari naskah akademik dengan para pakar.
Pada kesempatan lain, Gibran juga melayangkan pertanyaan dengan karakter serupa kepada Muhaminin. Ia membawa istilah SGIE atau State of Global Islamic Economy.
“Kita semuanya tau, background Cak Imin yang merupakan Ketua Partai, sedangkan Pak Mahfud Profesor dibidang Hukum tentu berbeda dengan Mas Gibran yang pernah menjabat sebagai Walikota yang bersentuhan langsung terkait perkembangan daerah, tentu lebih unggul,” terangnya.
Adanya hal tersebut H. Puthut meyakini dengan adanya performa Gibran semalam akan mampu menarik simpati masyarakat khususnya Gen z dan memenangkannya dalam Pilpres 2024.
“Tentu sudah saatnya ada campur tangan Gen Z untuk ikut andil memimpin negara, dengan kapasitas penduduk usia muda dan produktif yang saat ini masih banyak, saya meyakini bahwa peluang Indonesia Emas atau menjadi negara maju semakin terbuka lebar. Namun, bila kesempatan ini tidak direbut anak muda, ia memastikan tidak akan ada lagi kesempatan ke depannya,” tutupnya. (Vha)