NEWS  

Semarak Event Tadarus Budaya, Pengurus Gagrak Magetan Andri Agus Setiawan : “UNESCO Harus Akui Reog Ponorogo Menjadi Warisan Budaya Asli Indonesia”

Magetan — Net88.co — Bagi masyarakat khususnya di Jawa Timur, kesenian tarian Reog Ponorogo sudah menjadi bagian dari tradisi turun temurun yang terus dilestarikan keberadaannya hingga saat ini.

Bahkan julukan Kabupaten Ponorogo sebagai kota Reog telah melekat pada asal usul kesenian yang satu ini sehingga event budaya terus diselenggarakan untuk menggeliatkan eksistensi Seni Reog Ponorogo agar keberadaannya tidak di klaim oleh negara lain.

Berkaitan dengan event budaya Reog Ponorogo, Andri Agus Setiawan atau yang lebih akrab di sapa Mas Andri bersama dengan anggota komunitas Gagrak Magetan menghadiri penyelenggaraan Tadarus Budaya bersama seniman dan seniwati Reog Ponorogo dan sekitarnya bertempat di Depan Paseban Alun-alun Ponorogo. Sabtu malam, (23/03/2024).

Tak kurang dari 1000 seniman dan seniwati reog memadati lokasi acara, bahkan dari pantauan awak media dilokasi kurang lebih sebanyak 50 dadak merak dihadirkan untuk menyemarakkan acara.

BACA JUGA :
Polri Peduli Penghijauan Sejak Dini, Polsek Larangan Lakukan Aksi Tanam Bibit Pohon

Dalam hal ini, Gagrak Magetan secara khusus menghadirkan sebanyak 40 orang pemain reog dengan menampilkan atraksi spektakuler “Kucingan” yang merupakan ciri khas tarian yang selalu ditampilkan dalam setiap performanya.

Saat ditemui dilokasi acara, Mas Andri menjelaskan Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat. Reog sebuah seni pertunjukan tua yang bertahan dari gempuran zaman. Memiliki nilai seni sekaligus nilai-nilai luhur. Reog Ponorogo adalah bentuk kesenian yang tumbuh berabad-abad lalu.

Sehingga di zaman modern seperti sekarang ini, perlu diselenggarakan event budaya seperti ini untuk menggeliatkan eksistensi kesenian Reog supaya tetap lestari dan diakui secara resmi oleh UNESCO sebagai warisan budaya asli Indonesia.

BACA JUGA :
Gagas Inovasi SiKaPal, Bupati Sumenep Raih Penghargaan Bergengsi

“Disini kita sebagai seniman Reog di Magetan ikut serta meramaikan acara ini. Event seperti ini sudah di gelar sejak tahun 2022 yang dikemas dalam orasi Reog, kemudian ditahun 2023 dikemas dalam acara Nagih Janji Seniman Reog Ponorogo untuk diresmikan oleh UNESCO, dan di 2024 ini digelar event yang sama yakni Tadarus Budaya,” terangnya.

Lebih lanjutnya, rangkaian acara dilakukan dengan seluruh seniman dan seniwati Reog yang ada di Ponorogo, Madiun, Kediri, dan Wonogiri akan menampilkan pagelaran Reog, kemudian dari Magetan sendiri yakni Komunitas Gagrak Magetan akan menampilkan pertunjukan tarian Kucingan.

“Tak kurang dari 20 lebih komunitas reog dari berbagai daerah akan menampilkan pertunjukan Reog pada malam hari ini,” imbuhnya.

BACA JUGA :
UU Desa di Kebiri, Waras!!! Mulyono Angkat Bicara Fakta Pengisian Perangkat Desa

“Kalau dari Gagrak Magetan sendiri kita menghadirkan sekitar 40 orang seniman dengan membawa gamelan dan Reog, lebih istimewanya pada malam hari ini kita akan menampilkan pertunjukan yang berbeda dari yang lainnya, tidak membawa dadak merak tapi akan menampilkan pertunjukan Kucingan,” terangnya.

Diakhir wawancara Mas Andri mengharapkan, event seperti ini setiap tahun dapat digelar, disamping untuk memberikan hiburan pada masyarakat juga untuk melestarikan warisan budaya dan tradisi leluhur yang merupakan salah satu langkah penting untuk menjaga kekayaan budaya Indonesia.

“Reog Ponorogo ini ada simbol dari kekayaan budaya kita dan merupakan salah satu identitas diri bangsa. Dalam bidanh pendidikan sendiri, pelestarian budaya khususnya melalui seni tarian Reog memiliki peran yang krusial dalam mengajarkan nilai-nilai warisan nenek moyang kepada generasi muda,” tutupnya. (Vha)

vvvv