By. Asmuni BARANUSA
“Tindakan yang benar di masa depan adalah permintaan maaf terbaik untuk tindakan buruk di masa lalu” (Tryon Edward).
Sengaja Saya menyitir Quot dari ilmuwan Amerika diatas karena soal maaf memaafkan tidak sesederhana yang kita bayangakan tak semudah yang kita ucapkan dan tak se gampang yang kita tuliskan.
Butuh kesadaran dan kesabaran tingkat tinggi apalagi kita sedang merasa yakin benar dan sedang berada di status sosial yang punya “kuasa” untuk membalasnya.
Andullah Bin Marwan yang seorang berkuasa di zaman kekhalifahan pernah berkata “Memaafkan ketika berdaya Membalas dan bersikap adil ketika kuat” karena kecenderungan seseorang jika dirinya “diserang” maka akan bereaksi membalasnya dan pada saat kuasa untuk melakukan “pembalasan” dan memilih memaafkan itulah keperinadian yang baik
Namun sebegitu hebatnya orang yang memaafkan walau punya kuasa membalas balik kekesalannya masih lebih luarbiasa orang yang menyatakan dan melakukan permintaan maaf.
Meminta maaf bukan hanya butuh kesadaran dan keihlasan tingkat tinggi melainkan juga butuh keberanian yang luar biasa.
Kesadaran bahwa dirinya merasa bersalah kemudian keihlasan untuk menyatakan perasaan menyesalnya serta keberanian untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf Ini adalah sifat seorang ksatria sejati, karena jarang sekali orang yang meskipun sudah sadar dirinya salah mampu dan berani untuk menyatakan permintaan maaf
Seorang guru yang bersahaja dan sangat dalam sekali ilmu hikmahnya pernah memberikan nasihat begini ” jika ingin tenang dan tentram hidupmu maafkan semuanya sebelum kau pejamkan mata ditidurmu”.
Memaafkan adalah perbuatan bijak dan sifat interpersonal yang baik, memaafkan butuh keluasan hati dan kesabaran dan memimta maaf adalah lebih luarbiasa lagi dari penerima maaf dan inilah sifat rendah hati dan luas budi.
Dalam konteks lain tadi malam saya dapat kiriman foto “mesra” antara Mas. FZ Owner Mami Muda bersama dengan Kang. H.Piu yang belakangan saling Vis a Vis dan bahkan saling serang dalam pemberitaan dan opini di media online.
Dalam.capture gambar tertulis “Sudah meminta maaf”. Entah siapa yang memimta maaf kepada siapa dan siapa yamg menerima maaf dari siapa.
Tapi kalau melihat dari foto yang TKPnya di Cafe Mami Muda maka saya menduga inisiatif muncul dari kang. H. Piu tentu sebelumnya sudah saling “Say Hello” terlebih dahulu juga mungkin sudah saling bertanya mau minum apa, teh apa kopi tidak mungkin moro moro datang dan tak ujuk-ujuk muncul.
Namun saya berasumsi sekali lagi ini hanya asumsi, dalam pertemuan itu keduanya sudah “Saling Minta Maaf dan Saling Memaafkan” (Semoga benar) dan bisa jadi saling “berpelukaaaan” semacam Tinky winky, dan Dipsy dalam serial TV anak-anak Teletubbies yang fenominal itu.
Sehingga gambar berkabar tersebut mampu mengelemenir dugaan bahwa serial perselisihan ini akan berlanjut dan berseri sehingga endingnya ada penasbihan siapa yang layak disebut “Makelar Kasus” seperti yang diberitakan, Apakah H. Piu atau FZ. Atau bahkan keduanya Sama-sama Makelar atau mereka semua hanya korban ???. Entahkah sepertinya halayak akan kecewa karena Tudingan-tudingan yang salema ini diacungkan di hadapan publik netijen lewat media massa akhirnya berakhir “Happy Ending ” dan DAMAI.
Dan damai itu lebih baik kata John Lennon dalam “Imagine”
“Imagine All the People. Lifing Life In Peace”. Funding Father kita sudah menyuratkan dalam prembule Konstitusi bahwa “Perdmaian adalah Hak segala Bangsa” maka tak seorangpun boleh melanggarnya apalagi hanya saya, Sampean dan kalian, Pemegak.Hukum saja sekarang bisa mendasarkan “Perdamaian” dalam satu alasan penghetian proses Hukum. Hem…
Lalau jikalah mereka nerdua berdamai Lalu apakah soenanto sebagai pelapor senagai orang yang berperkara akan ikut rombongan saling minta maaf dan memaafkan ini ya ayaknya teletubbies ada tokoh Tinky Winky, lala dan Poo ? Pun bagaimana posisi penyidik ? Apakah mau pakai Sp3 , pengabain perkara atau RJ ? Atau mau jadi seperti tokoh Dipsey dalam Teltubbies ikut “Berpelukaaaaaan”. Saya teringat lagu qosidah :
“Perdamaian perdamaian, banyak yang conta damai tapi perang semakin ramai, bingung2x ku memikirkan”.
Dan kita jangan ikut bingung.
“Setelah Ayam Jago vs Ayam Pedaging, Muncullah Teletubbies”
(By. Asmuni BARANUSA)
“Tindakan yang benar di masa depan adalah permintaan maaf terbaik untuk tindakan buruk di masa lalu” (Tryon Edward).
Sengaja Saya menyitir Quot dari ilmuwan Amerika diatas karena soal maaf memaafkan tidak sesederhana yang kita bayangakan tak semudah yang kita ucapkan dan tak se gampang yang kita tuliskan.
Butuh kesadaran dan kesabaran tingkat tinggi apalagi kita sedang merasa yakin benar dan sedang berada di status sosial yang punya “kuasa” untuk membalasnya.
Andullah Bin Marwan yang seorang berkuasa di zaman kekhalifahan pernah berkata “Memaafkan ketika berdaya Membalas dan bersikap adil ketika kuat” karena kecenderungan seseorang jika dirinya “diserang” maka akan bereaksi membalasnya dan pada saat kuasa untuk melakukan “pembalasan” dan memilih memaafkan itulah keperinadian yang baik
Namun sebegitu hebatnya orang yang memaafkan walau punya kuasa membalas balik kekesalannya masih lebih luarbiasa orang yang menyatakan dan melakukan permintaan maaf.
Meminta maaf bukan hanya butuh kesadaran dan keihlasan tingkat tinggi melainkan juga butuh keberanian yang luar biasa.
Kesadaran bahwa dirinya merasa bersalah kemudian keihlasan untuk menyatakan perasaan menyesalnya serta keberanian untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf Ini adalah sifat seorang ksatria sejati, karena jarang sekali orang yang meskipun sudah sadar dirinya salah mampu dan berani untuk menyatakan permintaan maaf
Seorang guru yang bersahaja dan sangat dalam sekali ilmu hikmahnya pernah memberikan nasihat begini ” jika ingin tenang dan tentram hidupmu maafkan semuanya sebelum kau pejamkan mata ditidurmu”.
Memaafkan adalah perbuatan bijak dan sifat interpersonal yang baik, memaafkan butuh keluasan hati dan kesabaran dan memimta maaf adalah lebih luarbiasa lagi dari penerima maaf dan inilah sifat rendah hati dan luas budi.
Dalam konteks lain tadi malam saya dapat kiriman foto “mesra” antara Mas. FZ Owner Mami Muda bersama dengan Kang. H.Piu yang belakangan saling Vis a Vis dan bahkan saling serang dalam pemberitaan dan opini di media online.
Dalam.capture gambar tertulis “Sudah meminta maaf”. Entah siapa yang memimta maaf kepada siapa dan siapa yamg menerima maaf dari siapa.
Tapi kalau melihat dari foto yang TKPnya di Cafe Mami Muda maka saya menduga inisiatif muncul dari kang. H. Piu tentu sebelumnya sudah saling “Say Hello” terlebih dahulu juga mungkin sudah saling bertanya mau minum apa, teh apa kopi tidak mungkin moro moro datang dan tak ujuk-ujuk muncul.
Namun saya berasumsi sekali lagi ini hanya asumsi, dalam pertemuan itu keduanya sudah “Saling Minta Maaf dan Saling Memaafkan” (Semoga benar) dan bisa jadi saling “berpelukaaaan” semacam Tinky winky, dan Dipsy dalam serial TV anak-anak Teletubbies yang fenominal itu.
Sehingga gambar berkabar tersebut mampu mengelemenir dugaan bahwa serial perselisihan ini akan berlanjut dan berseri sehingga endingnya ada penasbihan siapa yang layak disebut “Makelar Kasus” seperti yang diberitakan, Apakah H. Piu atau FZ. Atau bahkan keduanya Sama-sama Makelar atau mereka semua hanya korban ???. Entahkah sepertinya halayak akan kecewa karena Tudingan-tudingan yang salema ini diacungkan di hadapan publik netijen lewat media massa akhirnya berakhir “Happy Ending ” dan DAMAI.
Dan damai itu lebih baik kata John Lennon dalam “Imagine”
“Imagine All the People. Lifing Life In Peace”. Funding Father kita sudah menyuratkan dalam prembule Konstitusi bahwa “Perdmaian adalah Hak segala Bangsa” maka tak seorangpun boleh melanggarnya apalagi hanya saya, Sampean dan kalian, Pemegak.Hukum saja sekarang bisa mendasarkan “Perdamaian” dalam satu alasan penghetian proses Hukum. Hem…
Lalau jikalah mereka nerdua berdamai Lalu apakah soenanto sebagai pelapor senagai orang yang berperkara akan ikut rombongan saling minta maaf dan memaafkan ini ya ayaknya teletubbies ada tokoh Tinky Winky, lala dan Poo ? Pun bagaimana posisi penyidik ? Apakah mau pakai Sp3 , pengabain perkara atau RJ ? Atau mau jadi seperti tokoh Dipsey dalam Teltubbies ikut “Berpelukaaaaaan”. Saya teringat lagu qosidah :
“Perdamaian perdamaian, banyak yang conta damai tapi perang semakin ramai, bingung2x ku memikirkan”.
Dan kita jangan ikut bingung.