NEWS  

Pak Dewan: Perampok Teriak Perampok

SUMENEP, NET88.CO – Pernah nonton film thriller?
Itu lho, genre film yang sengaja disusun penuh ketegangan, bikin penonton tegang, penasaran, dan tak jarang terkejut oleh akhir ceritanya.

Dalam dunia film seperti ini, dikenal satu istilah yang bikin penonton tak bisa move on: twist jenius.Sebuah kejutan dalam alur yang dirancang begitu cerdas, sehingga kita tertipu sejak awal.

Informasi disusun rapi, tapi sengaja menyesatkan. Sampai-sampai kita menyangka pelaku kejahatan sebagai orang baik, bahkan pahlawan.

Di film, twist ini kadang membuat kita ingin menonton ulang, demi menangkap celah yang sebelumnya tak terlihat.

BACA JUGA :
Kegiatan Binrohtal dan Yasinan Rutin Personel Polres Aceh Barat

Dan dalam film thriller, tak jarang kita terkejut oleh satu pola: pelaku kejahatan justru paling keras menuduh orang lain.
Dia bukan hanya penjahat, tapi juga piawai menyusun cerita. Menciptakan ilusi. Memutarbalikkan realitas.

Tapi siapa sangka, plot seperti ini tak cuma ada di layar lebar. Di dunia nyata, pelakunya bisa duduk rapi di kursi dewan. Berpakaian necis, bicara soal moralitas, sambil menuding orang lain sebagai perampok uang rakyat.

Lalu kita bertanya dalam hati:
Apa Anda yakin, Pak Dewan tak pernah mencicipi sedikit dari bantuan orang miskin itu?

BACA JUGA :
Buntut Kasus Dugaan Penyerobotan Tanah yang Diduga Melibatkan Perades Milangasri, Dinas PMD Magetan Belum Terima Laporan

Pernah nonton Gone Girl?
Atau The Usual Suspects?

Penjahat utama justru menjadi narator. Ia menyusun cerita penuh dusta, bahkan di depan polisi. Mereka bukan sekadar pelaku, tapi maestro framing. Pandai menggiring opini, pandai memutar sorotan.

Dan kini, panggung itu seakan hidup kembali. Ada yang lantang bicara soal “perampokan anggaran”, padahal ia sendiri menyelipkan proyek siluman.

Ada yang teriak soal “moralitas birokrasi”, padahal di luar forum, sibuk tawar-menawar fee proyek.

“Perampok teriak perampok” bukan lagi metafora. Ia hadir dalam bentuk nyata. Difilmkan dengan anggaran negara. Dibiayai oleh rakyat yang terus dimiskinkan oleh kebijakan pura-pura suci.

BACA JUGA :
Jalin Sinergitas, Kepala BNNK Sumenep Kunjungi Kantor Imigrasi Kelas III Non TPI Pamekasan

Aksi Pak Dewan jelas beda dengan film thriller. Kalau di film, penonton bisa kagum oleh kecerdikan tokohnya.

Tapi di dunia nyata, ketika Pak Dewan mulai berkoar-koar soal integritas, mulut rasanya ingin muntah. Sebelum ia bicara, kita sudah tahu kelakuannya. Dan ironisnya, justru ia yang merasa paling bersih, paling suci, paling benar.

Pak Dewan, jangan lagi main peran.
Kami bukan penonton yang mudah ditipu.

Penulis: Siti Maimunah