Simeulue||Net88
Sejumlah Paket Kegiatan yang berada Di lokasi SMAN 2 Simeulue Barat yang bersumber dari anggaran Dana DAK 2022 diduga kuat menggunakan bahan material pasir laut yang bercampur karang jari.
Kepala sekolah SMAN 2 Syahfrial S.Pd saat ditemui media ini beberapa waktu lalu diruang kerjanya mengatakan bahwa material yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah pasir dari Barambang dan kita tidak tau kalau pasir ini adalah pasir laut.
Lanjut Syahfrial, kegiatan pembangunan ini bersumber dari anggaran Dana DAK tahun 2022 dengan nilai anggaran mencapai 4 milyar rupiah lebih dengan rincian 10 paket kegiatan yang nilai anggaran berbeda beda yang dikelolah langsung oleh pihak sekolah melalui swakelola. ucap kepala sekolah Syahfrial.
Sementara itu ditempat terpisah, salah seorang nara sumber yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa untuk kegiatan pembangunan gedung SMAN 2 Simbar ini diduga banyak yang tidak sesuai dengan Spek dimana mulai dari kedalaman galian pondasi banyak yang tidak sesuai dengan ukuran, pengecoran pondasi yang dicampur dengan material galian aquari (material timbunan). Ucapnya
Kacabdin Simeulue Al Amin, S.Pd., saat dikonfirmasi media ini via telpon cellular (Hp) Minggu, (16/10/2022) mengatakan bahwa terkait material yang diduga pasir laut sebelumnya sudah saya sarankan untuk tidak dipakai karena pasir tersebut bercampur karang jari diduga itu adalah pasir laut dan kalau bisa pasir tersebut kembalikan ke pengelolahnya.
“Pada saat material tersebut datang, saya berada di lokasi dan saya katakan pasir ini sepertinya bercampur dan jangan dipakai,” Terangnya.
Al Amin juga mengatakan pada saat ini dirinya masih di banda aceh dan sepulangnya nanti akan mencek material tersebut, apakah sudah dipakai atau belum. Ucap Al Amin.
Jika benar dugaan sejumlah paket kegiatan yang berada di SMAN 2 Simbar ini menggunakan material pasir laut, gimanakah nasib bangunan ini kedepannya, bangunan ini dikhawatirkan tidak sesuai dengan spek dimana sebahagian material menggunakan pasir laut yang selama ini dilarang untuk dijadikan sebagai material bangunan dan ini bisa mengurangi kekuatan dari bangunan tersebut.
Bagaimanakah tindakan dari pihak dinas terkait dan pihak penegak hukum terkait hal ini…..
Apakah bangunan ini dibongkar dan di bangunan ulang sesuai dengan spek, atau dilanjutkan seakan akan tidak ada masalah….
Sampai berita ini ditayangkan media ini masih menunggu konfirmasi dari pihak pihak terkait. ***
