SIKAP 5758 Inisiasi Program 100.000 Tanam Pohon Kelor di 100 Desa Demi Cegah Stunting, Dengan Kelorisasi yang kaya manfaat, Cara Mudah dan Murah cegah Stunting
Jakarta, Net88 – Stunting jika dikutip dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2021 ialah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh Kemenkes, Disinilah Kepedulian Sikap 5758 untuk berinisiatif launching program menanam 100 ribu pohon kelor di 100 desa untuk mencegah Stunting.
Program ini berawal dari Gagasan Dr. dr. Monica yang akhirnya oleh Sekertaris Jendral SIKAP 5758, Mohammad Agam Hafidiyanto,SH mencetuskan konsep Program 100.000 Tanam Pohon Kelor “Anti Stunting of Moringa Leaves For Indonesian Children in The Future, bersama Ketua Umum Sikap 5758, R. Tjetjep yang memiliki misi organisasi yaitu KETAHANAN PANGAN & KESEHATAN BANGSA, program kegiatan ini juga merupakan hasil kolaborasi dengan Praktisi Medis & Penggagas Gerakan “Satu Keluarga
Satu Pohon Kelor”, Dr. dr. Th. Monica, R., Sp.An-TI., Subsp.TI(K), M.Si., MM., MARS., yang juga merupakan Inisiator Terapi Plasma Konvalesen saat Pandemi COVID-19. bekerja sama dengan Dr dr. penggagas 1 rumah 1 kelor.
Seperti yang disampaikan ke awak media, ““Program Giat Tanam 1000 Pohon Kelor” dari Organisasi Sikap Maju Mapan sangat sesuai dengan Gerakan “Satu Keluarga Satu Pohon Kelor” saya sebagai salah satu cara ampuh untuk mengatasi Stunting di Indonesia. Gerakan ini dapat meningkatkan Ketahanan Pangan bangsa Indonesia yang akhirnya akan meningkatkan Ketahanan Negara sehingga membantu Pemerintah dalam mencapai Indonesia Emas tahun 2045. Ayo dukung Gerakan Tanam Kelor ini di Indonesia“, tutur Dr. dr. Monica, Sp.An-TI., Subsp.TI(K), M.Si., MM., MARS. yang lebih dikenal dengan Dr. Mo.(19/11)
Pastinya, Pencegahan stunting harus dilakukan secara bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat, dengan mengurangi prevalensi stunting dan meningkatkan kesehatan serta perkembangan anak-anak, mendukung pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih baik pada masa depan anak Indonesia. (RED)