Magetan – Net88.co,- Pergolakan yang terus muncul dalam tubuh Perumdam Lawu Tirta Magetan dan berdampak menimbulkan kegaduhan yang tak berkesudahan memunculkan reaksi keras dari sejumlah pihak.
Setelah sebelumnya dilakukan audensi dengan karyawan dan aktivis namun ternyata berujung alot, akhirnya para aktivis menggelar aksi turun ke jalan melakukan orasi mengkritik kinerja PDAM yang diduga banyak melakukan penyelewengan.
Aksi sejumlah masa yang kurang lebih melibatkan sekitar 50 orang aktivis tersebut digelar pada Senin, (26/12/2022), mereka turun kejalan dengan membawa sejumlah tuntutan utama yaitu mendesak DPRD membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk mengawasi dan menyelamatkan aset kekayaan Perumdam, memberhentikan sementara Dewan Pengawas dan Direksi Perumdam.
Sejumlah orang yang mengatasnamakan dirinya sebagai Koalisi Aktivis Lintas Sektoral (Kalis) menggelar aksi demo di 4 titik lokasi berbeda, yakni di depan Kantor DPRD Magetan, Pendopo Surya Graha, Kantor Pemkab, di Kantor Perumdam Lawu Tirta Magetan.
Massa yang berasal dari sejumlah aktivis di Magetan itu saling bergantian melakukan orasi di depan Gedung Dewan. Mereka meneriakkan DPRD harus membentuk Panitia Khusus untuk mengawasi dan menelusuri aset kekayaan Perumdam, karena kuat dugaan adanya tindakan Korupsi, Kolusi, Nepotisme didalamnya.
Ditengah-tengah orasi, pimpinan DPRD menyambut baik dan menerima perwakilan masa aksi untuk masuk ke Gedung DPRD melakukan audensi. Sujatno Ketua DPRD Kabupaten Magetan menanggapi apa yang telah disampaikan oleh para aktivis yang dimana DPRD sebagai wakil rakyat mendukung aksi demo yang dilaksanakan oleh aktivis. Dalam pernyataannya Sujatno berjanji akan segera membentuk Pansus dalam rangka mengawasi kinerja dan menelusuri laporan keuangan PDAM dari tahun ke tahun, jika nanti ada dugaan penyelewengan maka pihaknya akan melibatkan instansi terkait maupun dari LSM dan Ormas untuk menindak secara tegas.
“Kita setuju untuk bentuk Pansus awasi PDAM, nanti akan kita sampaikan dan jadikan bahasan pokok dalam kegiatan rapat paripurna yang akan digelar esok hari,” ujarnya.
Selain itu ia menegaskan kepada aktivis bahwa setiap usulan yang disampaikan pasti akan ditanggapi, karena apa yang telah disampaikan berasal dari suara rakyat dengan tujuan untuk kemajuan dan kepentingan masyarakat pada umumnya.
“Kita dari DPRD sangat mengapresiasi para aktivis yang sudah menyampaikan aspirasinya dengan tertib dan damai, untuk itu kita akan menindaklanjuti secara serius apa yang sudah menjadi tuntutan teman-teman demi kepentingan masyarakat,” imbuhnya.
Dalam hal ini DPRD harus secara serius menangani permasalahan PDAM, karena dari waktu ke waktu kinerja PDAM tidak pernah luput dari sorotan masyarakat. Bahkan polemik dan keluhan selalu muncul karena tidak adanya pembenahan dan peningkatan kinerja dari waktu ke waktu. Adanya wacana pembentukan Pansus ini akan menjadi pokok bahasan dalam Rapat Paripurna DPRD Magetan, diharapkan tidak ada politisi dari legislatif yang menggembosi wacana tersebut dengan dalih dan indikasi adanya kepentingan terselubung yang dapat merugikan masyarakat. Karena pada dasarnya Lembaga DPRD merupakan lembaga negara yang mempunyai tupoksi memperjuangkan hak, menyerap aspirasi, dan mendengarkan keluhan masyarakat agar mendapatkan keadilan secara berkesinambungan.
Apabila wacana pembentukan Pansus batal terbentuk maka dapat dipastikan masyarakat tidak akan percaya lagi pada lembaga DPR dan menilai bahwa duduknya para politisi di kursi DPRD hanya untuk kepentingan golongan atau partai saja bukan memperjuangkan hak rakyat sebagaimana mestinya.
Setelah dari gedung DPRD, massa aksi bergeser ke pendopo Surya Graha untuk memberikan karangan bunga pada Bupati Magetan sebagai ungkapan rasa terima kasih karena telah menolak usulan kenaikan gaji direksi yang tidak berkeadilan, dan memastikan tidak adanya kenaikan tarif pelanggan PDAM di tahun 2023 mendatang.
Ada kejadian menarik yang patut disoroti saat masa menggelar orasi di depan Pendopo Surya Graha. Awalnya sejumlah staf Bupati mengatakan bahwa Suprawoto tidak sedang berada ditempat, namun saat seorang aktivis berorasi meneriakkan bahwa selama ini Bupati Magetan tidak pernah bersinergi dengan LSM maupun Ormas dengan tiba-tiba bupati mau menemui pendemo dan menyampaikan sedikit tanggapan terkait aksi tuntutan terhadap PDAM.
“Aksi ini kita gelar melibatkan rekan-rekan dari berbagai organisasi memberikan karangan bunga pada pak Bupati Magetan yang ucapan ini adalah ucapan rasa terimakasih kita KPM yang sudah memperhatikan keluhan aspirasi masyarakat tentang gejolak kenaikan gaji antara Direksi dan Karyawan yang berimbas pada kenaikan tarif meskipun itu lambat, dengan harapan ketika kebijakan itu diturunkan maka kita tidak akan turun ke jalan” ungkap Anam Oi Bersatu.
“Meski begitu kita tetap turun ke jalan, perlu diketahui tadi kita sudah menghadap Ketua DPRD yang kami usulkan adalah pembentukan Pansus karena terkait itu kami mendengar dan menduga ada kekayaan aset Perumdan Magetan yang bocor, sehingga kita desak DPRD bentuk tim Pansus untuk mengaudit,” tutur Anam.
Dari pendopo Surya Graha massa pendemo kembali bergerak menuju Kantor Pemkab Magetan. Disana massa aksi disambut baik oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Magetan. Dalam orasinya aktivis kembali membacakan sejumlah tuntutan, yang kemudian juga mendapat tanggapan dari sekda bahwa aspirasi dari para aktivis akan ditampung dan segera ditindaklanjuti.
Diakhir aksinya, para pendemo bergerak menuju kantor Perumdam Lawu Tirta Magetan, dalam orasinya Anam OI bersatu merasa marah, geram dan kecewa terhadap pihak Direksi PDAM yang dengan sengaja menggelar aksi tandingan yang dinilai berkedok agama. Menurut Anam, sebelumnya pihaknya telah memberikan surat tembusan pada beberapa instansi bahwa Kalis akan melakukan aksi turun ke jalan mengkritisi kebobrokan kepemimpinan di internal PDAM pukul 09.00 pagi, namun di jam yang sama diketahui pihak PDAM menggelar istighotsah doa bersama. Menurut Anam jelas hal itu dilakukan sebagai aksi tandingan agar para aktivis tidak bergerak melakukan aksi demo di depan kantor PDAM.
“Kami sangat kecewa dari pihak Direksi maupun Dewas PDAM tidak ada yang mau menemui kami, bahkan dihari yang sama di jam yang sama Direksi sengaja membuat aksi tandingan berkedok agama agar aksi yang sudah kita beritahukan dari beberapa hari yang lalu ini tidak terlaksana,” ucapnya.
“Apa yang sudah dilakukan oleh jajaran Direksi dan Dewas PDAM ini jelas semakin meyakinkan kita para aktivis bahwa dalam tubuh PDAM sedang tidak baik-baik saja, untuk itu aksi kami tidak akan cukup sampai disini, kita akan kawal terus, jika nanti ada dugaan tindak pidana maupun perdananya maka akan kita laporkan pada penegak hukum,” pungkas Anam. (VHA)