Situbondo,NET88.CO Di sisi lain, sorotan tajam juga mengarah pada pengawas lapangan dari Dinas terkait serta pengawas konsultan yang seharusnya memastikan seluruh kegiatan pembangunan berjalan sesuai prosedur dan standar teknis.Namun, pada kenyataannya, kehadiran dan fungsi mereka justru nyaris tak terlihat.
Padahal, pembangunan jalan lingkungan Desa Asembagus ini dibiayai oleh uang negara, dan setiap pekerjaan wajib dikawal ketat agar tidak terjadi pelanggaran fatal seperti penggelaran aspal hotmix di tengah hujan dan genangan air—praktek yang secara teknis jelas merusak kualitas jalan sejak hari pertama.
Namun ironisnya, baik pengawas dinas maupun pengawas konsultan tidak tampak mengambil tindakan apa pun ketika kejadian itu berlangsung. Situasi ini memunculkan pertanyaan besar:
Di mana pengawas ketika pelaksanaan proyek melanggar SOP?
Mengapa pekerjaan dibiarkan berlangsung dalam kondisi yang jelas-jelas tidak memenuhi standar kualitas?
Apakah mereka benar-benar melakukan pengawasan, atau hanya hadir di atas kertas?
Ketiadaan kontrol ini memperkuat dugaan publik bahwa pengawasan proyek selama ini hanya bersifat formalitas, tanpa fungsi nyata untuk menjaga kualitas pembangunan. Bahkan, beberapa warga menyebut bahwa apa yang terjadi adalah “pembiaran yang disengaja”.
Narasumber, Dicky, menegaskan bahwa kondisi tersebut bukan sekadar kelalaian kecil, melainkan kegagalan sistemik pengawasan yang harus dipertanggungjawabkan oleh semua pihak yang terlibat.
“Kalau pengawas dinas dan konsultan bekerja sesuai tupoksinya, mustahil pekerjaan seperti ini lolos,” ujarnya.
Dengan adanya insiden ini, kini masyarakat menuntut evaluasi menyeluruh, termasuk pemeriksaan terhadap kinerja pengawas lapangan yang dianggap tidak menjalankan tugasnya.Sampai berita ini diturunkan,pihak Dinas terkait belum bisa memberikan klarifikasi.

Penulis : giet88

