Penulis. Rausi Samorano
Sumenep, NET88
Tapi bagi sebagian orang yang positioningnya sebagai kritikus maka celah ini kemudian dijadikan piranti untuk mengkritisi Bupati. Apakah ini salah ? Tentu tidak bahkan ini baik untuk kontrol dan pelecut perbaikan kinerja Pemerintah ke depan dan hal ini diperlukan asal konstruktif dan tetap elegan.
Tahun 2019 dan tahun 2020 adalah tahun tersulit untuk berbagai pihak di Indonesia bahkan di Dunia. Tak hanya Indonesia bahkan Negara adidaya macam Amerika saja sempat “kelimpungan” disebabkan karena kondisi pandemi yang melanda Dunia selama 2 tahun berturut-turut, sehingga berdampak pada resesi di berbagai belahan dunia, ditambah lagi konflik bersenjata Ukraina dan Rusia menambah kekacauan ekonomi dan politik dunia juga berdampak ke berbagai sektor ekonomi.
Pemulihan ekonomi pasca pandemi membutuhkan treatmen khusus, kebijakan-kebijakan strategis walau kadang tidak populis dan tanpa hiruk pikuk Hal ini yang kami lihat yang dilakukan pemerintah Kabupaten Sumenep belakangan ini sehingga menghasilkan capaian yang baik dari beberapa sisi khsusnya pada porsi tingkat pengangguran terbuka.
Pengangguran terbuka Kab. Sumenep yang tahun 2021 kemarin sebesar 2, 3 % tahun ini 2022 turun drastis menjadi 1,36 persen, hal ini menunjukkan upaya-upaya maksimal pemerintah Kab. Sumenep dalam rangka recovery pasca dilanda pandemi sesuai ekspektasi dan patut diapresiasi, meskipun harus disadari pemulihan dari semua sektor mungkin sulit tetapi paling tidak dari beberapa sektor menunjukkan perbaikan.
Menurunnya tingkat pengangguran terbuka seirama dengan pertumbuhan ekonomi. Tahun 2019 awal terjadinya Pandemi Covid19 pertumbuhan ekonomi indonesia turjn drastis dan begitupun Kabupaten kota di Indonesia bahkan ekonomi Dunia hampir semua deklain dan pertumbuban ekonomi Kab. Sumenep tahun 2019 sebesar 0,14 % kemudian tahun 2020 sempat negatif -1,3% hal ini dikarenakan sedang puncaknya pandemi yang pertama hingga pada tahun 2021 Kab. Sumenep dibawah kepemimpinan Bupati Ach. Fauzi berhasil bangkit hingga pertumbuhan ekonomi 2,61 %, Walaupun pandemi masih ada tapi sudah mulai reda.
Yang juga patut diapresiasi adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kab. Sumenep terus mengalami perbaikan dan tahun 2022 ini pun mengalami perbaikan menjadi 67,87 dan memgalami peningkatan pringkat dari peringkat 34 menjadi 32 se jatim. Memang kelihatan seakan-akan tidak terlalu signifikan tetapi memperbaiki IPM pada kondisi sulit dan Upnormal adalah satu hal luarbiasa dan Perbaikan IPM Kab. Sumenep ini menjadi 10 besar kabupaten dengan peningkatan IPM tercepat tepatnya di posisi ke 7 se jawat timur.
Kemiskinan terbuka erat juga keitannya dengan pembangunan SDM suatu daerah. Pengangguran mengurangi tingkat produktifitas dan pendapatan masyarakat serta akan menciptakan kemiskinan bahkan dapat memunculkan masalah sosial.
Penurunan pengangguran terbuka dan peningkatan IPM Ini bagi kami adalah capaian luarbiasa dalam kondisi yang tidak biasa. Bupati yang sejak dilantik langsung dihadapkan kepada satu kondisi yang mengacaukan hampir semua segmen kehidupan masyarakat secara maraton selama 2 tahun lebih tapi masih mampu bangkit dan bahkan terdepan dari beberapa sisi kebangkitan itu patut dibanggakan . Dan walaupun tentu tetap sepi dan akan tetap sepi dari pemberitaan dan “pujian” karena (mungkin) Bupati tak terlalu risau dengan publikasi tak terlalu urus dengan kritikus yang ber-opsisi setengah hati, yang terpenting tetap bekerja dan terus bekerja melayani kepentingan segenap warga. mungkin begitu.
Dan tanpa terasa sekarang sudah memasuki tahun politik, tahun 2023 tahun dimama mesin politik sudah dipanaskan dan mulai merapikan barisan tapi Bupati Sumemep tetap bekerja serius menuntaskan program bismillah melayani seakan tanpa hirau dengan masa depan posisinya.
Di beberapa diskusi warung kopi “Santai”nya Bupati dan tetap fokus bekerja seakan tak risau dengan kontestasi di tahun politik tahun depan ditafsir karena 2 hal.
Pertama karena kepemimpinan beliau yang terbilang pendek dan harus menuntaskan banyak program.
atau yang ke 2 “Karena Tak Ada Lawan”.
Nah urusan ini mau tanya kang Hambali Rasyidi dulu.
Guluk-Guluk 15 Desember 22