SUMENEP NET88.CO. – Kritik terhadap Bapenda Sumenep kini semakin membara! Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang begitu melimpah dari berbagai sektor terus saja menghilang tanpa memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Setelah restoran, tambak udang, parkir, hiburan malam, kafe, bilyard, dan galian C disorot keras, kini hotel dan rumah kos juga masuk dalam daftar sektor yang dinilai tidak digarap dengan benar.
Ketua PD MIO Sumenep, Chandra Hasan, kembali menghentak publik dengan pernyataan keras yang menggetarkan.
“Hotel banyak, rumah kos makin menjamur, tamu datang silih berganti! Tapi PAD dari sektor ini tidak terasa sama sekali! Bapenda Sumenep benar-benar loyo dalam bekerja,” tegasnya dengan nada tinggi.
Ia menegaskan bahwa hotel dan rumah kos adalah sektor yang memiliki potensi besar karena bergerak 24 jam dan memiliki perputaran penghasilan yang stabil. Namun realisasinya tidak sebanding dengan kondisi lapangan.
“Hotel yang penuh saat hari-hari tertentu, rumah kos yang tiap bulan menerima setoran—harusnya PAD mengalir deras! Tapi kenyataannya? Tidak jelas! Lagi-lagi, pengawasan Bapenda lemah,” lanjut Chandra.
Selain itu, ia kembali menyoroti kegagalan billing system pajak restoran yang seharusnya menjadi motor transparansi.
“Billing system mati, restoran ramai, tapi pajaknya tidak masuk! Sistem ini saja tidak bisa dijalankan, bagaimana mau mengelola hotel dan rumah kos?” ujarnya dengan keras.
Chandra menggabungkan semua persoalan ini sebagai bukti nyata bahwa Bapenda gagal memaksimalkan potensi yang begitu banyak di depan mata.
“Mulai restoran, hotel, kos-kosan, parkir, hiburan malam, kafe, bilyard, sampai galian C—semuanya berjalan aktif! Tapi PAD stagnan. Ini bukan lagi persoalan kecil, ini kebocoran besar-besaran!” tegasnya lagi.
Ia mendesak Bupati Sumenep untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap Bapenda.
“Bupati tidak boleh tinggal diam! Kalau lembaga ini tidak bisa bekerja, harus ada perombakan. Sumenep rugi miliaran rupiah setiap tahun kalau masalah ini dibiarkan,” serunya.
Chandra memastikan bahwa MIO Sumenep akan terus mengawal isu ini tanpa kompromi.
“Kami akan terus bersuara. PAD hilang berarti pembangunan macet. Masyarakat yang dirugikan. Ini harus dihentikan sekarang juga!” ujarnya menutup pernyataannya
Moo/MIO

