NEWS  

Plt Kadinkes Sampang Tak Beri Penjelasan, Publik Desak Transparansi UHC

Sampang, NET88.CO – Harapan warga miskin akan pelayanan kesehatan cepat dan mudah melalui program Universal Health Coverage (UHC) justru berubah menjadi kekecewaan. Kasus yang menimpa Nariyah, warga Plampaan, Kecamatan Camplong, menjadi sorotan tajam setelah proses aktivasi UHC memakan waktu hingga lima hari.

Nariyah yang menjalani rawat inap di Puskesmas Omben terpaksa membayar biaya pengobatan secara umum. Meski pihak keluarga telah mengurus aktivasi sejak 24 April, konfirmasi baru diterima pada 29 April, tepat saat pasien dipulangkan dan seluruh biaya telah dibayar.

Ironisnya, hingga berita ini ditayangkan, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Sampang belum memberikan jawaban saat dikonfirmasi mengenai durasi ideal proses aktivasi UHC. Sikap bungkam ini semakin memicu keresahan publik soal transparansi dan kinerja Dinas Kesehatan Sampang.

BACA JUGA :
Inovasi Menuju Smart City yang Membanggakan

Sekretaris Jenderal Macan Asia Indonesia (MAI), Fitrah Hariansyah, menyebut kasus ini sebagai bentuk kegagalan pelayanan publik. “UHC mestinya jadi jaminan kesehatan, bukan jebakan birokrasi. Ketika negara lambat bertindak, rakyat kecil yang jadi korban,” ujarnya.

BACA JUGA :
APA KABAR SMART CITY BONDOWOSO,,,?
Part 2 : Panik Teknologi vs Pasukan IT

Warga dan sejumlah pegiat sosial pun mendesak agar Dinkes Sampang segera memberikan klarifikasi terbuka. Jika di daerah lain aktivasi UHC bisa selesai dalam satu hari, mengapa di Puskesmas Omben butuh lima hari?. (Fit)