Sampang – NET88.CO – Perang urat saraf kasus tewasnya RS 4 Bocah Perempuan yang tenggelam di Kolam Renang Sampang Water Park (SWP) jumat 30/6 makin memanas.
H Suhan Bapak Korban asal Dusun Berek Laok Desa Kapong Kecamatan Batu Marmar Pamekasan itu membantah telah membuat Surat Pernyataan tidak akan menuntut pada senin 3/7 kemaren.
Bantahan itu disampaikan melalui chatingan WhatsApp saat dikonfirmasi oleh Abdul Azis Agus Priyanto Ketua LSM Aliansi Masyarakat Pecinta Keadilan (AMPK) waktu dimintai tanggapan atas pernyataan Kasi Humas Polres Sampang Ipda Sujianto saat rilis dengan sejumlah Wartawan.
Dalam tanggapannya itu H Suhan menyatakan bahwa tidak benar, sebelum mengetahu detail CCTV saat kejadian.
Bahkan H Suhan menyampaikan ke Abdul Azis Agus Priyanto bahwa besok pagi (hari ini selasa 4/7-red) akan ke Polres Sampang untuk mengetahui kejadian dilokasi yang terekam di CCTV.
Sementara Abd Azis Agus Priyanto tidak hanya menyoroti isi dari rilisan oleh Kasi Humas Polres Sampang terkait ketidak singkronan pernyataan dengan H Suhan, tetapi juga mempertanyakan hilangnya Police Poline yang seharusnya juga menjadi bahan Penyelidikan.
“Ingat lho ya Police Line ini juga media pendukung yang katanya hilang dilokasi, usut tuntas juga itu,” tegas Abdul Azis Agus Priyanto.
Sebelumnya melalui media ini senin 3/7, H Suhan Orang tua (Bapak) dari Almarhumah Bocah Perempuan 4 asal Dusun Berek Laok Desa Kapong Kecamatan Batu Marmar Pamekasan akan menuntut agar CCTV di Tempat Kejadian Perkara (TKP) Sampang Water Park (SWP) Sampang Madura Jawa Timur dibeber.
Melalui sambungan Telepon Selluler senin 3/7, Ia menyatakan mendapat info kalau CCTV itu sudah diamankan Petugas Polres.
“Mungkin besok selasa 4/7 saya akan ke Polres Sampang, tentang waktunya masih belum dipastikan karena masih ada yang harus diselesaikan terlebih dahulu,” ujar H Suhan dengan nada tinggi.
Disebut jika CCTV itu tidak tentu keberadaannya maka Ia akan melaporkannya karena dinilai sudah berupaya dengan sengaja menghilngkan Barang Bukti (BB).
Menurutnya Bukti CCTV tentang kejadian ini penting untuk mengungkap fakta melalui kronologi yang sebenarnya, sebab selama ini pihak Managemen SWP ketika berkunjung ke rumahnya pasca kejadian sempat menyalahkan Keluarga.
“Saat itu saya mengatakan bahwa beber dulu CCTV biar jelas apakah hanya kelalaian Keluarga Korban atau bagaimana dengan posisi Penjaga sebagaimana Protap Penjagaan di Wahana Air atau Tempat Wisata lainnya,” tandasnya.
Diungkap, Ia sudah malang melintang berkunjung ditempat Wisata ďan Wahana permainan serupa dengan SWP.
Jangankan di Jakarta, Surabaya, Malang, Lamongan, Jember dan Banyuwangi, dilokal Madura saja tiap tempat Wisata sejenis pasti ada penjaganya dititik titik rawan.
Ia mengakui jika Keluarga yang bersama Korban itu dinilai lalai, tapi belum tentu sepenuhnya kelalaian itu ditimpakan kepada Keluarga yang sedang dilanda musibah.
Oleh karena itu Ia mencari Keadilan dan berharap Keterbukaan proses melalui fakta yang terungkap dalam CCTV.
Diketahui telah terjadi insiden tenggelamnya Bocah atas nama RS 4 asal Dusun Berek Laok Desa Kapong Kecamatan Batu Marmar Pamekasan jumat 30/6.
Saat itu Korban bersama Paman, Bibi, Sepupu dan dua Saudara mengunjungi SWP yang ada di jalan Pahlawan I Kelurahan Rongtengah.
Korban dinyatakan tenggelam di Kolam Renang tengah karena tidak bisa berenang dan hendak mengikuti rombongan yang sebelumnya berada di Kolam Renang yang lebih dangkal.
Dalam perjalanan menuju Rumah Sakit dr Mohammad Zyn, (RSMZ) Korban menghembuskan nafas terakhir, oleh Perawat IGD RSMZ Korban masih diupayakan dengan tindakan medis berupa memijit/menekan jantung dan mengeluarkan cairan.
Tetapi dari berbagai upaya tersebut Korban tetap tidak tertolong dan pada pukul 17.20 wib pihak RSMZ menyatakan Korban sudah meninggal dunia. (Har)