NEWS  

Oknum Security SMPN 1 Beji Arogan dan Bentak – Bentak Wartawan

Pasuruan, NET88.CO – Staff sekolahan SMPN 1 Beji (oknum security) kembali menjadi sorotan atas perilakunya yang arogan terhadap wartawan saat menjalankan tugas jurnalistiknya dengan membentak serta menarik secara kasar saat mengambil dokumentasi foto gedung masuk sekolah.

Perilaku yang arogan dan tak terpuji itu seharusnya tak pantas dilakukan terhadap seorang jurnalis, apalagi seorang jurnalis berhak untuk mengambil foto atau gambar karena itu adalah tugas drai seorang jurnalis, apalagi seorang jurnalis juga dilindungi Undanag- Undang Pers.

Seperti yang telah dilakukan oleh seorang oknum security SMPN 1 Beji yang telah melakukan perbuatan yang tidak terpuji terhadap seorang wartawan dari media online Faamnews.com bernama Purnomo yang juga anggota Aliansi Jurnalis Pasuruan Bersatu (AJPB), yang mana saat Purnomo datang ke SMPN 1 Beji atas undangan dari pihak sekolahan melalui Kepala Sekolah (Kasek) Ayu.

Purnomo saat ditemui awak media net88.co menuturkan bahwa dirinya mendatangi sekolah tersebut atas undangan dari Kasek Ayu untuk memberikan penjelasan (hak jawab) karena lantaran dirinya merasa belum dikonfirmasi.

BACA JUGA :
Walikota Beri Apresiasi Kepedulian Polres Pasuruan Kota Kepada Warga Disabiltas

Sebelum memasuki kawasan sekolahan Purnomo bersama salah satu rekan media online yang bernama Tommy, menghampiri kantor security di samping gerbang
dan menyampaikan maksud serta tujuan untuk menghadap pimpinan (Kasek Ayu) serta menyampaikan identitasnya sebagai awak media (wartawan)

“Saat itu Saya sudah menyampaikan dan menjelaskan maksud dan tujuan saya dan saya juga menjelaskan perofesi saya juga teman saya, Namun oknum security yang bernama Muslim saat itu menjawab dengan nada kasar ” Bu Kasek Ayu tidak ada ditempat , bapak balik saja,” ujar Purnomo menirukan oknum security bernama Muslim tersebut.

Setelah kembali di jelaskan maksud dan tujuan kedatangannya, oknum security tersebut langsung mempersilhakan Purnomo bersama Temanya mempersilhkan menunggu di lobi tamu namun masih tetap dengan nada kasar.

Kejadian tak terpuji terulang kembali terhadap Purnomo disaat Purmomo berjalan menuju lobi tamu sambil mengambil dokumentasi foto gedung didepan kantor utama. Dimana disaat proses pengambilan dokumentasi foto tersebut Purnomo di tarik dengan keras dan di dorong oleh oknum security bernama Muslim sambil membentak, bak seorang peremanisme.

BACA JUGA :
Dialog Interaktif RRI Menyapa Bersama Kapolres Aceh Barat Membangun Sinergitas Kamtibmas

“He…ojok foto-foto dek sekolah iku gak oleh, bek jupuk foto kudu ijin nang humas mbek Kasek (he..jangan ambil foto di sekolah itu tidak boleh, kalau ambil foto harus ijin ke Humas dan Kasek), bentak oknum security tersebut.
Disaat terjadi hal tersebut Purnomo juga menyampaikan, aturan yang mana wartawan tidak boleh ambil dokumentasi foto di sekolahan. Apalagi ini sekolah Negeri.

“Saya satpam disini, sesuai perintah Humas dan Kasek tidak boleh ambil foto di sekolahan. Minta ijin dulu ke meraka,” ujar Purnomo menirukan kata-kata oknum security tersebut.

Mengetahui adanya gaduh tersebut
Kasek SMPN 1 Beji Ayu langsung
melerai sambil mempersilahkan kedua wartawan masuk ke ruangannya untuk memberikan klarifikasi terkait adanya dugaan pungli berkedok agama (infaq) yang jadi sorotan tersebut.

BACA JUGA :
Kapolres Pamekasan Pimpin Upacara Apel Kehormatan dan Renungan Suci

Ditengah penyampaian klarifikasi terkait dugaan pungli, Kasek Ayu meminta maaf kepada Purnomo atas kejadian yang tidak menyenangkan itu.

“Tadi pagi sudah saya sampaikan ke security, nanti saya ada tamu yang bernama Purnomo dari media faamnews.com, Sekali lagi saya mohon maaf atas kejadian tersebut,” ujar Kasek Ayu.

Lebih lanjut, Kasek Ayu juga menyampaikan bahwa tidak ada aturan yang melarang rekan wartawan untuk ambil dokumentasi foto di sekolahan.

“Kalau itu atas perintah Humas sekolah pak Ade saya kurang faham juga. Sekali lagi saya mohon maaf,” imbuh Kasek Ayu.

Direktur Pusat Studi dan Advokasi (PUS@KA) Lujeng Sudarto atas kejadian tersebut dirinya merasa prihatin dengan adanya diskriminasi dan intervensi terhadap wartawan saat menjalankan tugas jurnalistiknya, Apalagi disaat hendak akan mengungkap sebuah kejanggalan dengan fakta yang sebenarnya.

Apalagi d

vvvv