Sampang, NET88.CO – Rencana aksi unjuk rasa yang digadang-gadang oleh kelompok Serdadu Masyarakat terkait dugaan pungutan liar (pungli) dalam layanan BPJS di RS Nindhita Sampang mendadak urung digelar tanpa penjelasan, publik bertanya apa yang terjadi kok hilang ditelan angin diam??, Kamis (26/6/2025).
Aksi tersebut sebelumnya telah diumumkan secara terbuka dan dijadwalkan berlangsung pada Selasa, 23 Juni 2025.
Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, M.Sholeh, saat dikonfirmasi beberapa hari sebelum hari H, sempat menyatakan bahwa tuntutan massa tidak hanya dua poin sebagaimana ramai dibicarakan, namun ada isu tambahan yang akan disuarakan dalam aksi.
“Masih ada lagi, Kak,” ujar Sholeh kala itu dengan nada penuh keyakinan.
Namun kenyataannya, hingga hari yang dijanjikan, tidak terlihat satu pun tanda-tanda berlangsungnya aksi. Tak ada massa, tak ada mobil komando, tak ada poster protes, bahkan tak ada keterangan resmi terkait penundaan atau pembatalan. Aksi yang semula sempat menjadi atensi masyarakat dan pemerhati layanan publik, tiba-tiba menghilang bak ditelan kabut.
Media ini juga telah berupaya menghubungi langsung Korlap Serdadu Masyarakat, Soleh, untuk meminta klarifikasi, namun hingga berita ini dirilis, yang bersangkutan belum memberikan respons atau keterangan apapun.
Gagalnya aksi ini memunculkan spekulasi liar di tengah masyarakat. Tidak sedikit yang menduga adanya deal atau penyelesaian diam-diam antara penggerak aksi dan pihak rumah sakit.
Dugaan ini diperkuat oleh tidak adanya penjelasan dari kedua belah pihak, serta hilangnya semangat perlawanan yang sebelumnya tampak menggelora.
Jika benar terjadi, dugaan pungutan liar terhadap pasien BPJS di RS Nindhita merupakan pelanggaran berat terhadap regulasi pelayanan publik. Perlu digarisbawahi, pelayanan BPJS adalah hak dasar setiap warga negara yang harus diberikan secara adil dan gratis sesuai ketentuan, bukan dijadikan celah untuk meraup keuntungan pribadi atau institusional.
Tanpa penanganan yang terbuka dan akuntabel, isu pungli seperti ini hanya akan menjadi preseden buruk, sekaligus mencederai kepercayaan masyarakat terhadap sistem pelayanan kesehatan dan sistem pengawasan publik.
Sebagai bentuk tanggung jawab media dalam menjalankan fungsi kontrol sosial, redaksi Kabar Tegas menyatakan komitmennya untuk terus menelusuri dugaan pungli di RS Nindhita ini. Konfirmasi resmi akan segera diminta dari pihak manajemen rumah sakit untuk menjawab tudingan yang beredar, sekaligus menjelaskan transparansi mereka dalam pelayanan BPJS.
Redaksi juga mengimbau kepada kelompok Serdadu Masyarakat agar terbuka kepada publik dan menyampaikan secara jujur alasan di balik batalnya aksi. Sebab, konsistensi dan transparansi menjadi nilai penting dalam menjaga integritas gerakan masyarakat sipil.
Media ini memberikan ruang terbuka bagi pihak RS Nindhita dan Serdadu Masyarakat untuk menggunakan hak jawabnya. Konfirmasi dan tanggapan resmi akan kami muat secara proporsional dalam pemberitaan berikutnya.
Apakah aksi ini memang dibatalkan karena alasan teknis, atau ada cerita lain yang sengaja ditutup rapat? Waktu akan menjawab, dan publik berhak tahu. (Fit)