Magetan — Net88.co — Salah satu penyumbang Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) terbesar Kabupaten Magetan ialah Wisata Telaga Sarangan, bahkan berdasarkan informasi dari sejumlah media massa, tiap tahun jumlah pendapatan wisata Sarangan terus meningkat, hal itu membuktikan bahwa Sarangan masih menjadi primadona tujuan wisatawan untuk berlibur.
Namun begitu, gembar gembor meningkatnya PAD Sarangan nyatanya tidak dibarengi dengan adanya pengembangan wisata, bahkan Sarangan terkesan jalan ditempat dari waktu ke waktu.
Tentu hal tersebut menjadi perhatian banyak pihak. Saat awak media mendatangi Sarangan beberapa waktu lalu, memasuki musim penghujan seperti ini situasi Sarangan sedang cuaca ekstrim. Terjadi hujan deras dan angin kencang yang membuat air telaga naik ke daratan. Dari situlah harusnya pemerintah mengantisipasi dengan menyediakan fasilitas umum yang memadai untuk pengunjung.
Tak sedikit pengunjung yang mengeluhkan tidak adanya fasilitas tempat berteduh yang menyebabkan mereka merasa tidak nyaman untuk berlibur di Sarangan saat musim penghujan tiba. Bahkan saat hujan turun mereka terpaksa menumpang berteduh diemperan toko, rumah makan, hingga hotel, tentu tempatnya hanya ala kadarnya.
Sebut saja Agus, pengunjung asli dari Magetan ini menyayangkan pihak pemerintah yang terkesan abai terhadap kenyamanan pengunjung. Dari waktu ke waktu tidak ada peningkatan dari fasilitas, prasarana, hingga spot-spot baru seperti pariwisata lainnya.
“Kita ingin berlibur ke Sarangan, tapi saat musim hujan seperti ini rasanya tak nyaman sekali, karena susah untuk mencari tempat berteduh,” katanya.
“Harga tiket kan beberapa kali dinaikkan harusnya pemerintah juga mampu memberikan fasilitas terbaik untuk pengunjung, karena dari waktu ke waktu Sarangan masih tetap seperti ini,” terangnya.
Jika ditelaah, problem di Sarangan tidak pernah habis. Beberapa waktu lalu pelaku wisata juga mengeluhkan terkait dengan persediaan air darurat yang tidak dimiliki pihak pengelola dalam hal ini dinas terkait.
“Dulu itu ada tandon air, tapi saat ini tidak berfungsi, jadi ketika ada problem air PDAM mati seperti kemarin ya kita hanya mengandalkan persediaan tandon dari masing-masing hotel,” ujar Bunda Nissan.
“Ya mohonlah pada dinas terkait, pengunjung di Sarangan ini kan masuk ditarik tiket 20.000 jadi seharusnya kenyamanan pengunjung itu lebih diutamakan, jangan hanya fokus meningkatkan pendapatan tapi Sarangan dibiarkan begini-begini saja,” jelasnya.
Dibalik semua problem tersebut yang lebih mencolok ialah terkait usulan DPRD tentang pemberlakuan e-Ticketing yang seharusnya dapat menjadi salah satu solusi untuk meminimalisir adanya kebocoran anggaran seperti yang saat ini menjadi topik perbincangan hangat di masyarakat.
Sejak 4 tahun diusulkan namun tidak ada realisasi hingga saat ini, padahal master plan sudah dirinci secara jelas. Untuk itu Komisi B anggota DPRD Magetan H. Puthut Pujiono menyayangkan pihak pemerintah yang tidak serius dalam mengembangkan pariwisata di Magetan khususnya Sarangan.
“Banyak keluhan yang masuk ke kami ya minimnya fasilitas di Sarangan khususnya tempat berteduh, itu kan mengganggu kenyamanan pengunjung apalagi saat musim hujan seperti ini, terus yang ramai diberitakan kemarin masalah tandon air sehingga wisatawan kesulitan MCK, harusnya masalah seperti ini tidak boleh terjadi, mengingat PAD dari Sarangan tiap tahun kan meningkat jadi harus dibarengi peningkatan fasilitas dan sarana prasarananya juga,” pungkasnya. Selasa, (30/01/2024).
Lebih lanjutnya, problema kebocoran anggaran di Sarangan dari waktu ke waktu masih menjadi sorotan sejumlah pihak. Pihaknya telah mengusulkan dari 4 tahun lalu untuk pemberlakuan e-Ticketing di Sarangan agar dapat meminimalisir dugaan penyelewengan anggaran pada tiket.
“Sering kali saya tanyakan kenapa hingga kini e-Ticketing tidak direalisasikan padahal sudah kita usulkan sejak lama, bahkan master plannya seperti apa sudah pernah dibahas bersama di Sarangan waktu itu, tapi alasan pemerintah sendiri dalam hal ini dinas terkait juga tidak jelas, tapi kita akan terus lakukan komunikasi agar permasalahan di Sarangan tidak terus muncul,” tandasnya. (Vha)