Situbondo, NET88.CO – Dua dari lima Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur Makan Gizi Gratis (MBG) di Situbondo dinonaktifkan sementara.
Penonaktifan ini dilakukan tanpa alasan yang dijelaskan secara pasti dan dengan batas waktu yang belum ditentukan.
Lima SPPG tersebut mulai beroperasi pada 19 Agustus lalu, yaitu SPPG Sumberkolak, SPPG Panji Permai, SPPG Kotakan, SPPG Pacaron, dan SPPG Suboh.
Namun sejak 30 September kemarin, dua dapur, yakni SPPG Sumberkolak dan Panji Permai resmi dihentikan operasionalnya.
Penonaktifan dilakukan langsung oleh Badan Gizi Nasional Pusat, namun hingga kini belum ada penjelasan resmi terkait alasannya.
Seorang wali murid yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa sejak Selasa (30/9), anaknya tidak lagi menerima makanan bergizi (MBG) di sekolah seperti biasanya.
“Di sekolah anak saya mulai tanggal 30 sudah tidak ada MBG lagi,” ungkapnya dalam pernyataannya, Rabu (1/10).
Dia menambahkan bahwa berdasarkan surat yang diterimanya, penonaktifan dilakukan dengan alasan perbaikan dapur MBG. Namun beredar kabar lain bahwa penutupan ini juga berkaitan dengan insiden sebelumnya di salah satu sekolah yang diduga terjadi akibat konsumsi makanan MBG, termasuk dugaan makanan basi.
“Kalau di surat tertulis alasannya karena dapur MBG sedang diperbaiki,” tambahnya.
Sementara itu, Budi, seorang guru di salah satu SMA di Situbondo, membenarkan bahwa pengiriman MBG ke sekolahnya telah dihentikan sejak kemarin.
“Iya benar, sejak kemarin tidak ada lagi pengiriman MBG ke sekolah kami. Biasanya kami dikirim dari Panji Permai,” ujarnya.
Budi mengaku tidak mengetahui alasan pasti penonaktifan dapur MBG tersebut. Pihak sekolah selama ini hanya menerima makanan tanpa terlibat dalam proses distribusi atau pengelolaannya.
“Saya tidak tahu pasti alasan penonaktifannya. Mungkin saja ada masalah teknis atau terkait kejadian keracunan tempo hari, tapi selebihnya saya tidak tahu,” jelasnya.
Sementara itu, media Net88, mencoba menghubungi Kasdim Aan Jauhari untuk meminta keterangan lebih lanjut.
Namun ia menyarankan agar menghubungi pihak koordinator wilayah (korwil) untuk informasi yang lebih jelas.
“Iya, saya ikut memantau kemarin. Tapi soal sebab-musababnya saya tidak tahu. Silakan hubungi korwil langsung,” ujarnya via WhatsApp pada Selasa (30/9).
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang mengenai penyebab pasti dihentikannya operasional dua SPPG tersebut.
(albet/dyt)

