Berita  

Bantaran Sungai Kebunagung Jebol Warga Minta Pemerintah Turun Tangan

SUMENEP, NET88.CO – Akibat curah hujan sangat tinggi bantaran sungai Kebonagung, yang berada di desa Kebonagung Kecamatan Kota Sumenep alami jebol bahkan hal tersebut menyebabkan sejumlah pemukiman warga mengalami banjir.

Tanggul yang berada di sisi selatan dari bendungan utama ini sebenarnya mengalami jebol dan ambruk sudah cukup lama.

Akibatnya, tak hanya pemukiman warga setempat juga sejumlah hewan ternak warga sekitar kerap menghilang terbawa arus.

BACA JUGA :
Pelajar MTS di Situbondo Meninggal Akibat Pengeroyokan, Polisi Amankan 9 Tersangka

Dari investigasi media ini di lapangan tampak tanggul yang sudah berlubang dan berpotensi keluarnya air sungai ketika sudah intensitas curah hujan tinggi seperti kejadian beberapa hari terakhir.

Menurut salah seorang warga setempat, persoalan tersebut selain sudah lama, juga rongga tanggul tersebut yang berada di belakang kantor UPT Pengairan namun tidak tersentuh pembangunan.

“Kwalitas pembangunan yang ada ini terkesan kurang baik dapat dilihat dari struktur bangunan itu sendiri. Akibatnya, saat diterjang air yang cukup besar akan jebol dan hal itu berlangsung sampai sekarang,” ungkap Kamarullah (29/03/2024).

BACA JUGA :
Warga Jl Ghazali Pamekasan, Kakak Beradik Tewas Terseret Arus Sungai

Lebih jauh, kata Advokat dari Lembaga Madani ini yang juga penasehat hukum bawa persoalan tersebut terjadi. Bahkan, setidaknya tiap tahun fenomena yang tak berkesudahan tersebut berkisar antara 1 atau 2 kali.

“Kejadian ini berlangsung tiap tahun, antara sekali atau dua kali setiap musim hujan. Anehnya lagi ini berada di belakang kantor UPT pengairan, lah masa iya tidak kelihatan,” terangnya.

BACA JUGA :
Profil Naharalexie Content Creator Asal Bogor

Kamarullah SH, MH., ini juga meminta agar pemerintah dan pihak-pihak terkait turun tangan agar persoalan ini tidak semakin panjang.

“Ya, Pemerintah segera ambil tindakan dan pemerintah harus hadir setidaknya hal tersebut dapat meminimalisir terhadap problematika yang terjadi di masyarakatnya.” Pungkasnya.

Moo/Red