Ambyar… Parade Drumband Tingkat SD/SMP se-Kecamatan Barat Semrawut

Magetan || Net88.co || Semaraknya perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI disambut gembira oleh masyarakat. Namun menjadi merugikan, jika tidak dikelola dengan baik. Salah satunya dampak kemacetan parah saat perhelatan berlangsung.

Pada Jumat sore, (18/08/2023), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) di Kecamatan barat menggelar Parade Drumband yang diperuntukkan bagi siswa tingkat SD/MI, SMP/MTs.

Karena lokasi pemberangkatan berada disisi jalan utama kecamatan, hal ini mengakibatkan kemacetan parah.

Banyaknya peserta dan warga yang melihat acara ini ditambah ramainya pengguna jalan membuat jalur penghubung antar kecamatan mengalami semrawut dan macet selama berjam-jam, saat berlangsungnya parade yang dimulai dari siang hingga sore hari.

Mengingat kondisi jalan yang sempit dan padat saat peserta parade melintas banyak warga yang menonton dan memarkirkan kendaraannya secara sembarangan dipinggir jalan bahkan petugas kepolisian setempat yang bertugas dilokasi tidak cukup membantu mengurai kemacetan. Ditambah lagi terbatasnya petugas pengatur lalu lintas membuat jalanan bertambah ruwet.

Kondisi ini juga membuat suasana parade menjadi kacau, banyak peserta yang kesulitan menunjukkan performnya karena terganggu kendaraan yang lewat, hal itu dikarenakan kemacetan yang mengular dari start Lapangan Kelurahan Mangge hingga finis di Pujasera Kelurahan Tebon.

Salah seorang warga setempat yang bernama Darsono mengatakan bahwa ia merasa sedikit terganggu adanya kemacetan yang terjadi, yang seharusnya parade seperti ini terselenggara dengan baik malah justru berdampak pada terganggunya akses warga, apalagi acara berlangsung saat masih jam kerja.

Lebih lanjutnya petugas kepolisian yang berjaga seharusnya dapat mengalihkan arus saat acara berlangsung sehingga aktivitas parade itu tidak mengganggu orang lain khususnya pengguna jalan.

“Ini membuat kami yang sedang melakukan aktivitas sedikit tidak nyaman, harusnya ada pengalihan arus, kalau seperti ini kan bikin macet parah,” katanya.

“Banyak jalan kok yang bisa dijadikan pengalihan arus, entah apa sebabnya jadi seperti ini, acara yang seharusnya meriah, tertib jadi semrawut seperti ini,” imbuhnya.

Hal senada diungkapkan salah satu peserta Parade Drumband yang juga seorang salah satu wali murid Ratman menyampaikan bahwa acara tersebut kurang perencanaan yang matang dan terkesan asal, sehingga tidak terorganisir sehingga menimbulkan dampak kemacetan parah saat parade berlangsung.

Ia juga menyayangkan tidak adanya pengalihan arus sehingga mengakibatkan pusat keramaian warga yang menonton, peserta serta kendaraan lalu lintas berjubel tak terurai, sehingga ia merasa kasihan kepada para peserta khususnya pada anak-anak SD.

“Bisa dilihat berjubel disatu titik antara peserta, penonton dan kendaraan, kasihan pada peserta anak-anak selain cuacanya sangat panas ditambah lalu lalang kendaraan sangat membahayakan,” ujarnya.

Lain halnya dengan yang disampaikan oleh warga setempat sebut saja namanya Han, ia menilai acara yang semrawut terjadi karena sejumlah faktor, yakni faktor jalan yang sempit, tidak ada penataan parkir, serta tidak adanya pengalihan arus lalu lintas.

Ditambah lagi lokasi yang seharusnya dijadikan tempat finis oleh peserta beralih fungsi menjadi tempat pedagang kaki lima, sehingga peserta Parade banyak yang tidak sampai pada garis finis karena berjubel PKL dan kendaraan.

“Saya menduga salah satu penyebabnya kurang koordinasi, sehingga penataannya semrawut, harusnya ada pengalihan arus, kalau seperti ini kan kacau, jalan sempit, ada lalu lintas kendaraan dari dua arah, ditambah PKL berjubel di seputaran garis finis persis di pinggir jalan, kan seharusnya dimasukkan ke area pujasera,” terangnya.

“Ya harapannya tahun depan hal seperti ini tidak terulang lagi, jika ingin mengadakan kegiatan harus dipersiapkan secara matang,” pungkasnya.

Lain halnya dari keterangan yang dihimpun awak media dilokasi pada sejumlah orang, ada yang menduga jika penyebab semrawutnya acara karena tidak adanya koordinasi dengan pihak-pihak terkait yakni kepolisian dan pemerintah kecamatan setempat. Sehingga teknis pelaksanaan terkesan asal dan tidak tertata dengan baik.

Meski begitu seharusnya dalam momentum Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-78 dilaksanakan oleh seluruh lapisan rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Sehingga segala bentuk kegiatan perayaan yang menimbulkan keramaian menjadi tanggung jawab bersama. (Vha)

vvvv