NEWS  

ASB Soroti Rencana Seragam Batik ASN, Menjiplak Batik Jogja dan Mengancam Martabat Budaya Sumenep

SUMENEP NET88.CO – Aliansi Sumenep Bangkit (ASB) menyoroti keras rencana penerapan seragam batik baru bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumenep. ASB menilai motif batik yang disiapkan diduga menjiplak batik Surjan khas Yogyakarta, namun ironisnya justru diklaim sebagai batik khas Keraton Sumenep.

Koordinator ASB, Asmuni, menegaskan bahwa persoalan ini bukan sekadar kemiripan motif, melainkan kekeliruan serius dalam memahami sejarah dan identitas budaya. Ia menyebut, batik Surjan memiliki latar budaya Jawa yang jelas dan tidak memiliki keterkaitan historis dengan tradisi keraton Madura.

“Di Jogja, batik Surjan itu dipakai kusir andong dan abdi dalem. Tapi di Sumenep malah diakui sebagai batik khas Keraton Sumenep. Ini kesalahan sejarah yang fatal dan sangat berbahaya kalau dilegalkan lewat kebijakan pemerintah,” tegas Asmuni, Senin (29/12/2025).

BACA JUGA :
Jaga Imunitas Tubuh, Lapas Narkotika Kelas IIA Pamekasan Kanwil Kemenkumham Jatim Gelar Senam Sehat Bersama

Asmuni juga mengungkapkan bahwa motif batik tersebut banyak dijual di berbagai marketplace dengan keterangan sebagai batik Surjan khas Jogja atau Jawa. Temuan itu, menurutnya, memperkuat dugaan bahwa konsep batik ASN tersebut bukan berasal dari khazanah batik Sumenep.

BACA JUGA :
Ketransparan Pengelolaan Anggaran Belanja Media Dipertanyakan, DPRD Magetan Terkesan Tertutup dan Tebang Pilih

Ia menilai, Sumenep memiliki warisan batik Madura yang kuat dan autentik, baik dari sisi warna, motif pesisir, hingga filosofi lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun. Karena itu, penggunaan motif dari daerah lain sebagai identitas resmi ASN dinilai sebagai bentuk pengabaian terhadap kekayaan budaya lokal.

“Kalau ini dipaksakan, seolah-olah Sumenep tidak punya batik sendiri. Lebih parah lagi, Sumenep bisa dicap sebagai daerah plagiat budaya. Ini mencoreng martabat daerah,” lanjutnya.

ASB juga mempertanyakan proses penyusunan rencana seragam batik ASN tersebut yang dinilai tidak transparan dan minim pelibatan perajin batik lokal, budayawan, maupun sejarawan Madura. Padahal, kebijakan ini seharusnya menjadi momentum penguatan identitas budaya sekaligus penggerak ekonomi kreatif masyarakat.

BACA JUGA :
IMI Ajak Kolaborasi Nasional Wujudkan Indonesia Pusat Kesehatan Berbasis Nanoteknologi

ASB mendesak Pemerintah Kabupaten Sumenep untuk menghentikan sementara rencana tersebut dan melakukan evaluasi terbuka. Menurut mereka, ASN seharusnya menjadi etalase kebanggaan budaya Sumenep, bukan simbol kekeliruan sejarah dan kontroversi identitas.

Hingga berita ini diturunkan, Pemerintah Kabupaten Sumenep belum memberikan keterangan resmi terkait kritik ASB tersebut. Upaya konfirmasi masih terus dilakukan.

Moo/ Red