Magetan – Net88.co,- Kesenjangan dalam profesi kewartawanan masih menjadi momok permasalahan hingga saat ini. Apalagi ketika ada tebang pilih yang dilakukan oleh segelintir oknum Pemerintahan dalam memperlakukan sejumlah awak media terkait dengan anggaran publikasi.
Ya, tak hanya permasalahan tebang pilih dari pihak instansi namun profesi kewartawanan di Magetan juga tercoreng oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Diketahui sempat terjadi selisih paham antara wartawan Indopers.net dengan staf Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan ternyata berbuntut panjang.
Hal itu diketahui saat sejumlah media melakukan koordinasi terkait kegiatan Gebyar Gemarikan yang di gelar oleh Disnakan Magetan di Desa Sumberdodol, Kecamatan Panekan ternyata sudah di backup oleh salah satu oknum media online yang berinisial A.
Saat dikonfirmasi oleh awak media lain ternyata oknum A ini mencatut media Indopers.net dalam daftar nama media yang melakukan peliputan Gebyar Gemarikan. Namun faktanya wartawan Indopers.net Beni Mali tidak merasa diajak berkoordinasi terkait liputan tersebut. Bahkan saat dihubungi dari pihak dinas kegiatan tersebut tidak ada anggaran untuk publikasi.
Hal tersebut dinilai janggal, karena saat mendekati kegiatan berlangsung muncul salah satu oknum wartawan A yang membackup kegiatan. Dengan adanya permasalahan tersebut jelas bahwa pihak dinas melakukan tebang pilih terhadap sejumlah media. Bahkan saat himpun data dari sejumlah wartawan yang ada di Magetan, perlakuan Disnakan yang seperti itu sudah sering terjadi.
“Awalnya saya menghubungi pihak dinas yang biasa mengurusi masalah media, katanya terkait kegiatan Gemarikan itu tidak ada anggaran, tapi saya kaget kok disuruh koordinasi sama salah satu wartawan yang berinisial A, katanya pengkondisian ada pada dia,” terang wartawan Indopers.net Beni Mali. Sabtu, (03/12/2022).
“Itu jelas dari pihak dinas bohong, kalau tidak ada anggaran, faktanya sudah di backup sama satu orang, jelas itu tebang pilih dan tidak dibenarkan,” terangnya.
Lebih lanjutnya, yang lebih mencengangkan lagi ternyata medianya dicatut sebagai salah satu yang ikut dalam peliputan Gemarikan di Sumberdodol, padahal pihaknya merasa tidak pernah dihubungi atau diajak berkoordinasi baik dari pihak dinasnya maupun dari pihak oknum wartawan yang berinisial A.
“Saya kaget dapat screenshotan dari teman media juga, disitu oknum A memberi daftar nama-nama media yang ikut liputan, dan media saya tercatat, padahal sebelumnya tidak ada koordinasi pada saya baik dari dinasnya maupun oknum A ini,” imbuhnya.
Adanya permasalahan tersebut Beni Mali merasa dirugikan karena medianya dicatut tanpa koordinasi terlebih dahulu. Oleh karena itu pihaknya akan berkomunikasi dengan pimpinan redaksinya maupun organisasi kewartawanan. Bahkan ia berniat akan melayangkan surat somasi pada oknum wartawan A ini maupun pada Disnakan Magetan.
“Saya gak terima dan merasa dirugikan, jadi rencananya akan berkomunikasi dengan Pimred dan Ketua Organisasi karena saya merupakan Anggota SWI, tidak menutup kemungkinan saya akan layangkan surat somasi baik pada si A ini maupun Disnakan Magetan,” tandasnya.
Dilain sisi saat ditemui, Ketua SWI Supriyanto (Joyo) menuturkan pihaknya akan melakukan rapat intern untuk menyikapi pencatutan media oleh oknum wartawan A tersebut, langkah apa saja yang akan dilakukan menunggu dari hasil rapat yang akan segera dilakukan.
“Untuk langkah apa yang kita ambil, karena Beni Mali ini merupakan anggota kita maka akan kita rapatkan secara intern dulu, kita juga akan mengklarifikasi pada si A ini, apa maksudnya melakukan pencatutan media dalam kegiatan Disnakan,” ucapnya.
“Yang jelas tebang pilih media oleh pemerintahan ini juga tidak dibenarkan, belum masalah itu selesai muncul masalah baru terkait pencatutan media, dari sini kita tahu bahwa kinerja dan keprofesionalan oknum staf dinas ini perlu dipertanyakan, ada kesepakatan apa antara si A dan oknum staf dinas ini kita juga belum tau, jadi tunggu saja,” pungkasnya. (Vha)